Sunday, June 14, 2015

Pemuda Drop Out Raup Triliunan dari Bisnis Cloud

Pemuda Drop Out Ini Raup Triliunan dari Bisnis Cloud


http://images.detik.com/content/2015/06/15/398/095255_aaron.jpg
Aaron Levie (gettyimages)
Jakarta - Dewasa ini, menyimpan data seperti foto atau video tidak melulu di memori internal smartphone atau komputer. Ada cara lebih mudah, aman dan canggih, yaitu penyimpanan di cloud. Bisnis 'penyimpanan awan' pun berkembang pesat, salah satu pelakunya adalah Box.


Box digagas oleh pemuda bernama Aaron Levie yang usianya kini baru 29 tahun. Perusahaan Box yang ia dirikan saat ini bisa digunakan di hampir semua platform perangkat mobile, baik Android, BlackBerry, iOS, WebOS dan Windows Phone.

Sebagai monetisasi, Box menyediakan layanan berbayar. Mereka juga bermitra dengan berbagai perusahaan besar, sebut saja Cisco, General Electric, Schneider Electric serta Procter & Gamble.

Keberhasilan Box tentu saja berkat tangan dingin Aaron Levie. Bersama kedua temannya, Dan Levin serta Dylan Smith, pemuda berambut awut-awutan itu mendirikan perusahaan Box pada tahun 2005. 

"Ketika kami memulai Box di kampus, misinya adalah untuk menemukan cara yang lebih baik bagi orang untuk menyimpan data," tutur Aaron.

Demi mengembangkan Box, Levie memilih drop out dari kuliahnya di University of Southern California. Ya, mirip mirip dengan kisah beberapa entrepreneur teknologi lain yang memutuskan berhenti kuliah dan serius mengembangkan perusahaannya.

Perjudiannya tidak sia-sia. Meski umurnya belum genap 30 tahun, Levie menurut estimasi sudah mengumpulkan kekayaan di kisaran USD 100 juta atau lebih dari Rp 1 triliun

Perjuangan Keras


Pria yang selalu tampil percaya diri itu tentu tidak mencapai kesuksesan dalam sekejap. Ia bekerja begitu keras dan hidup hemat dalam masa awal berdirinya Box. 

Waktu itu statusnya memang masih mahasiswa biasa. Modal untuk mendirikan Box pun tak begitu banyak.

"Waktu itu kami hanya menghasilkan sedikit uang. Aku hanya digaji USD 500 per bulan dan suka makan mi instan atau spagheti," katanya pada BBC beberapa waktu lalu.

"Dan dalam dua setengah tahun pertama, aku tidur di matras di kantor. Seperti hidup di kapal selam saja. Aku bangun dan terus bekerja," tambah Aaron.

Sekarang meski sudah kaya raya berkat kesuksesan Box, Aaron tidak lantas silau. Ia mengaku masih hidup apa adanya seperti di masa lalu.

Dia masih tinggal di apartemen biasa saja. Malah pernah mengaku kalau benda termewahnya hanya iPhone

"Aku nggak suka kemewahan atau gengsi. Untukku tak ada yang lebih menarik selain membuat produk yang hebat. Itulah yang membuatku bergairah," jelasnya.


"Dan aku masih suka makan spagheti sepanjang waktu. Seleraku sepertinya tak banyak berkembang."

Mengenai resep suksesnya, Aaron menegaskan pentingnya kerja keras. Memang tidak ada yang instan kalau mau berhasil.

"Aku bekerja berjam jam karena aku suka dengan apa yang kukerjakan. Aku sangat tertarik dan terstimulasi kalau sudah tentang bisnis," ucap dia.

"Kamu perlu memiliki disiplin dan kegigihan agar sukses dalam kehidupan. Kamu harus kerja keras dan tidak banyak gaya. Itu berlaku untuk setiap orang," tambahnya.

Sumber : http://inet.detik.com/read/2015/06/15/095043/2942286/398/pemuda-drop-out-ini-raup-triliunan-dari-bisnis-cloud

Popular Posts

Popular Posts



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews | PhotoBooth Souvenir Instant | PhotoBooth Aksesoris Properti | PhotoBooth Untuk Souvenir | Rental Proyektor Infocus Bintaro