Sunday, October 11, 2015

[Sharing Inspirasi dan Motivasi] Kisah Berangkat Haji Gratis Tanpa Menunggu Kuota

Kisah Berangkat Haji Gratis tanpa menunggu kuota dengan cara yang tidak disangka-sangka



Sumber : http://hidayat-encuh.blogspot.co.id/2015/10/kisah-berangkat-haji-gratis-tanpa.html



Seperti yang dijanjikan dipostingan sebelumnya yang berjudul Situasi Selama Kerja di Dubai, kali ini saya akan bercerita pengalaman saya lainnya yaitu berangkat haji gratis dengan cara yang tidak disangka-sangka sebelumnya.



Kira-kira bulan October 2009, Waktu itu saya sedang kerja kontrak disalah satu project di Indonesia yaitu di kota Makassar. Kontrak kerja saya waktu itu belum habis tapi tiba-tiba ada pengumuman dari perusahaan tempat saya bekerja bahwa akan ada pemecatan massal untuk seluruh project NS* karena pembayaran dari vendor tersebut belum direlease sudah hampir 6 bulan dan perusahaan selama itu menanggung beban menggaji karyawan dengan uang perusahaan sendiri. Sebagian besar karyawan akan dicut/diputus kontraknya termasuk saya. Ada beberapa teman yang beruntung karena mereka dipindahkan ke project lain masih diperusahaan yang sama. Saya sendiri termasuk dari sebagian besar yang diputus kontrak waktu itu.


Seperti biasa kalo kerjaan akan berakhir dan sebentar lagi nganggur maka yang dilakukan adalah update CV untuk melamar pekerjaan di perusahaan lain. Saya sendiri apply ke hampir 200 agent/perusahaan dalam dan luar negeri, waktu itu saya memang sering mengumpulkan alamat email agent atau perusahaan yang biasa kirim lowongan, jadi begitu saya perlu saya tinggal mengirimkan lamaran saya ke email-email tersebut satu kali sekaligus.Kalo mereka lagi membutuhkan biasanya mereka langsung telepon atau balas email yang dikirimkan. Saya terbiasa dengan mengirimkan banyak lamaran karena saya berpikir bahwa kemungkinan nyangkut/keterima di perusahaan akan lebih besar jika lamaran yang diajukan banyak. Biasanya selalu berlaku hukum 80/20 artinya dari 100 lamaran akan ada 80 yang ditolak dan 20 yang nyangkut. Karena begitu banyaknya pengajuan lamaran hampir tiap jam saya ditelpon dari berbagai perusahaan setelah beberapa menit kirim CV by email. Dari sekian banyak telepon yang saya terima ada satu perusahaan yang terlihat serius dan akan menempatkan saya untuk project di Arab Saudi(KSA/Kingdom Of Saudi Arabia). Waktu itu saya dapat tawaran tersebut dari perusahaan Malaysia namanya G*L Limited. Setelah kirim-kiriman email akhirnya deal dengan gaji 4000 dollar dan bekerja sebagai RF Optimizer, sebelumnya saya mengajukan 6000 dollar tapi gak disetujui, katanya "too much pak :D"(kebanyakan). Jadinya saya terima saja daripada ngangur dan gak ada kerjaan karena sebentar lagi kerjaan saya di Makassar akan berakhir. Selanjutnya untuk urusan kontrak,ticket,visa,dll dilemparkan untuk diurus di Jakarta karena perusahaan tersebut waktu itu ada juga kantornya di Jakarta.



Jadilah saya berangkat ke Arab Saudi dan begitu sampai di Arab Saudi saya di tempatkan di Jeddah. Di Jeddah saya tinggal di Apartemen bareng teman-teman diperusahaan yang sama, kebetulan ada beberapa teman yang sebelumnya pernah bareng juga di perusahaan dan project yang sama waktu sebelum saya berangkat ke Dubai dan sudah berangkat duluan ke Arab Saudi. Jadi saya cukup nyaman karena banyak teman-teman yang sama-sama kerja disana juga. Yang gak nyaman adalah Load kerja yang cukup tinggi dan membuat saya cukup stress waktu itu. Pergi pagi pulang malam bahkan sampai pagi lagi membuat saya gak betah. Dan satu hal lagi yang membuat saya gak betah adalah mekanisme kerja yang berbeda dengan di Indonesia, sehingga saya harus beradaptasi lagi dan belajar sesuatu yang baru. Selama kurang lebih 1.5 bulan saya ngantor di Jeddah dan setelah itu diminta berangkat ke Mekah untuk ngantor di operator dan melakukan presentasi ke Customer. Sebelumnya saya degdegan juga karena saya harus presentasi ke Operator Arab dengan menggunakan B. Inggris, padahal saya gak terlalu pintar berkomunikasi apalagi pake B. Inggris, pake B. Indonesia aja gak lancar kalo presentasi :D




Di Mekah saya ngantor di Operator Zain, kalo disini setara Telko*sel atau Indo*at. Kerjaan tiap hari adalah buat report dan presentasi ke Customer.Alhamdulillah lancar juga, tidak seperti yang saya takutkan, saya berhasil closing banyak QC(report) dan customer percaya juga dengan presentasi yang saya lakukan. Di Mekah saya tinggal di Hotel yang gak tahu dimana persis lokasinya, yang jelas tiap hari saya diantar jemput pake mobil kantor. Karena mungpung di Mekah dan dekat dengan Masjidil Haram maka kami manfaatkan kalo shalat Jumat di Masjidil Haram dan hampir seminggu sekali kalo hari libur dimanfaatkan untuk ibadah Umroh.




Ada kejadian menarik sewaktu saya di Mekah. Saya sempat berpisah dengan teman saya dan sulit untuk ketemu ketika kami mau berangkat Umroh.Waktu itu saya berangkat dari hotel menuju Masjidil Haram berdua bareng teman saya yang berasal dari India tapi lama di London, Namanya Obaid Hashmi. Kami berangkat pake mobil kantor dari Hotel menuju Masjidil Haram. Selain untuk umroh, teman saya ini mau ketemuan juga dengan keluarganya yang kebetulan berangkat Haji tahun itu(2009). Begitu mau sampai Masjidil Haram teman saya turun dari Mobil karena mau ketemuan di Hotel untuk ketemu keluarganya dan saya disuruh nunggu di mobil. Tinggal saya sendiri di Mobil dan karena jalanan macet mobil disuruh maju dan gak bisa lama-lama berhenti. Akhirnya saya berpisah dengan teman saya dan hanya berdua dengan supir, setelah muter-muter saya disuruh turun sama sopir katanya dia gak bisa nunggu lama karena Jalanan macet dan dia harus kembali lagi ke Hotel. Akhirnya saya diturunkan di jalanan macet yang lokasinya gak tahu dimana tapi yang jelas sekitar Masjidil Haram. Karena begitu banyak orang, ada berjuta-juta orang yaitu jemaah haji yang sudah mulai berdatangan disekitar Masjidil haram, saya telpon teman saya untuk ketemuan disuatu tempat. Pada saat itu posisi saya gak tau dimana dan temen saya juga gak tahu lagi dimana jadi kami sepakat janjian untuk ketemu di Ka'bah. Setelah berjalan jauh ternyata sulit juga bertemu karena jutaan orang memenuhi masjidil haram dan daerah sekitar Masjidil haram penuh dan sulit untuk ketemu di Ka'bah.

Akhirnya saya telpon lagi teman saya dan teman saya menyarankan untuk ketemuan di daerah sekitar Warung Kebab pas tadi siang Jumatan.Selanjutnya saya berjalan lagi mencari tempat yang kami sepakati yaitu Warung Kebab. Setelah lama mencari gak ketemu juga, saya sendiri gak ingat dimana posisi Warung itu begitu juga dengan teman saya, karena keadaan siang berbeda dengan malam. Kalo siang orang gak terlalu banyak, sedangkan malam itu, karena malam jumat dan Jemaah sudah banyak yang berdatangan membuat kami kesulitan mencari tempat untuk ketemuan tersebut. Pulsa sudah hampir mau habis tapi kami belum ketemu juga akhirnya saya berjalan tanpa arah di sekitar Masjidil Haram. Saya sudah hampir putus asa, gimana nih saya gak bisa pulang ke Hotel, saya sendiri gak tahu posisi Hotel kami dimana, jadi kalo gak ketemu teman saya maka saya gak bisa pulang ke Hotel, kalo saya gak bisa pulang ke Hotel dan HP saya mati maka saya tersesat di Masjidil haram dan gak bisa pulang ke Indonesia. Situasi ini mirip ketika saya tersesat di Bandara Dubai dan saya merasa buntu, cuma satu kunci untuk memecahkan masalah yaitu Keajaiban. Setelah beberapa lama berjalan diantara jutaan orang dengan pakaian yang sama putih-putih, malam itu tiba-tiba kami bertemu disaat yang tepat yaitu ketika saya melirik dan dia juga menoleh sehingga kami bisa lihat satu sama lain. Saat itu bagi saya adalah suatu keajaiban, bagaimana mungkin kami bisa bertemu diantara jutaan orang dengan pakaian yang sama(putih-putih), dan Lokasi kami juga gak tahu dimana berada? tapi tiba-tiba kami bertemu disaat yang tepat yaitu ketika saya melihat dia dan dia juga melihat saya. Saya sadar bahwa hidup itu memang ada yang ngatur. Ketika pikiran sudah buntu dan berpikir gak mungkin ketemu ternyata ketemu juga dengan cara yang tidak terduga. Kami bertemu di suatu tempat di sekitar masjidil haram yang sebelumnya tidak kami tentukan dan kebetulan pas saya melihat dia dan dia juga melihat saya. Setelah berhasil ketemu selanjutnya kami melaksanakan ibadah Umrah sesuai rencana sebelumnya. Setelah selesai melakukn ibadah umrah  kami pulang ke Hotel dijemput mobil kantor. Kebetulan sopirnya orang India juga jadi mereka gampang berkomunikasi, jadi saya tinggal numpang saja.




Kurang lebih 1 bulan lebih saya tinggal di Mekah dan suasana kerja sudah santai. Load kerja juga sudah mulai turun. Tiba waktunya pelaksanaan prosesi Ibadah Haji. Selanjutnya kami sudah tidak memikirkan lagi pekerjaan selain sudah hampir selesai,waktu itu kami berpikir kapan lagi ada kesempatan ke Mekah, kesempatan yang tidak akan datang dua kali kerja di Mekah bertepatan di bulan Haji.Jadi lebih baik beribadah Haji saja walaupun resikonya dipecat sama perusahaan karena bolos kerja. Tapi kenyataannya semua berjalan lancar. tidak ada kerjaan ketika sedang melakukan Ibadah Haji, karena Team Leadernya dan semua anak buahnya juga melaksanakan Ibadah Haji. Mungkin sudah Freeze juga dan Networknya sedang dipakai jadi gak ada kerjaan.



Setelah prosesi Ibadah Haji selesai kerjaan juga selsesai, jemaah sudah mulai pulang ke negara nya masing-masing,akhirnya saya pulang juga ke Indonesia. Itulah cerita saya berangkat Haji gratis dengan cara yang tidak disangka-sangka, selain gratis juga dapet gaji dollar :D. Bagi saya semuanya itu tidak ada yang kebetulan, pasti sudah ada yang ngatur termasuk ketika saya berangkat ke Mekah pas bulan Haji lewat pekerjaan yang saya lakukan disana. Yang kerja disana ada juga yang tidak bisa melakukan Ibadah Haji dan ada juga yang bisa. Saya yakin ada temen-temen lain yang juga mengalami pengalaman yang sama, cuman mereka gak tulis, jadi kita gak tahu. Saya menulis hanya untuk sharing saja semoga menjadi inspirasi bagi semuanya. Oh ya, saya menganalisis sendiri kenapa bisa sampai kesana padahal saya tidak pernah berdoa dan berangan-angan kesana. Waktu saya di Makassar ketika mau tidur suka membayangkan berangkat terbang pake pesawat ke Mekah dan shalat di depan Ka'bah, tujuannya supaya cepat bisa tidur karena konsentrasi di satu titik. Begitu shalat tahajud, untuk memfoukskan supaya khusuk juga sering membayangkan saya ada didepan Ka'bah. Ketika dzikir juga saya sering membayangkan kalo saya terbang ke Mekah dan shalat di depan Ka'bah. Mungkin itu semua diterjemahkan sebagai do'a oleh Allah swt sehingga bisa sampai kesana. Wallahu A'lam Bishawab. Boleh dicoba sama teman-teman  yang mau berangkat ke Mekah yaitu dengan cara mengimajinasikan impian tersebut ketika mau tidur,ketika shalat, keitika dzikir. Bayangkan bahwa teman-teman terbang kesana dan berada disana, didepan Ka'bah, tidak perlu memikirkan caranya, biar Allah saja yang ngatur sesuai caranya. Kalo itu menjadi kenyataan, berarti benar dugaan tersebut, untuk mewujudkan sesuatu itu perlu berimajinasi, perlu membayangkan seolah-olah situasi itu terwujud sampai benar-benar terwujud. Istilah orang baratnya berlaku hukum LOA(low of attraction). Wallahu a'lam bishawab.





- Keterangan gambar diatas dari kiri ke kanan:

1. Hadzrin Taib(Kawan dekat saya orang Malaysia, kemana-mana saya bareng beliau selama disana)

2. Urwah Mas'ud(Teman saya orang Pakistan)

3. Mohammad Omdah(Customer saya di Operator Zain KSA, berulangkali pernah nanyain kenal apa gak sama pak Aan Suwandoko)

4. Hidayat Encuh(saya sendiri :D)

5. Obaid Hasmi(Kawan saya orang India tapi lama di London,UK)



-Teman-teman yang ketemu selama saya bekerja di KSA:

1. Ricky Suradiraja(Sebelumnya pernah satu project di Bandung dan ketemu lagi di KSA)

2. Lucky Lukmansyah(Sudah lama tinggal dan kerja di KSA)
3. M. Ainur Rofiq(Senior Telco yang bertemu di Jeddah KSA)

4. Charles Batara(Bekerja satu perusahaan di KSA)

5. Mohammed Fabin(Teman saya berasal dari India)

6. Handik(Bekerja satu perusahan di KSA dan pernah bareng sebelumnya kerja di Bandung)

7. Chester Santos(Kawan saya dari Philipine)

8. Musaddiq(Teman yang lama di Saudi dan berasal dari Pakistan)

9. Dilwar Husain(Teman berasal dari India)

10.Sibgat Ullah Khan(Teman dari India)

11.Ahmad Dedi Afandi(Ketemu di Jeddah)

12.Srinivas Devarapalli(Teman dari India, sempat interface kerjaan ketika di Jeddah)
13.Ilham(Bekerja diperusahaan yang sama dan ketemu di Jeddah)
14.Sultan Alosaimy(Customer saya dioperator Zain KSA)
15.Majed Alkhaldi(Customer saya dioperator Zain KSA)

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts

Popular Posts



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews | PhotoBooth Souvenir Instant | PhotoBooth Aksesoris Properti | PhotoBooth Untuk Souvenir | Rental Proyektor Infocus Bintaro